1. Jelaskan
paradigma yang menjadi akar komunikasi massa?
a. Positivistik,
teori ini didasarkan pada kebenaran realita yang bersifat objektif. Setiap
orang menceritakan yang sama dari realitas tersebut.
b. Konstruktivistik,
teori ini tidak pernah bersifat objektif (subjektif). Setiap orang melihat
sesuatu secara berbeda-beda karena dilihat menurut cara pandang masing-masing
orang.
c. Kritis,
teori ini tidak melihat sesuatu dari luarnya saja tetapi dari latar belakang
yang melapisinya.
2. Jelaskan
empat macam Grand Theories?
a. Post
Positivistik, teori ini turunan dari paradigm Positivistik. Dihasilkan dari
observasi lapangan atau laboratorium dengan metode yang terukur. Contoh:
polling, survey, kuesioner, dan angket.
b. Hermeneutics,
turunan dari paradigma konstruktivistik. Bersifat subjektif. Teori ini
menganalisis suatu teks yang bisa ditangkap oleh panca indera. Dari teks
tersebut kita baru bisa menganalisis. Contoh: penyuka music rege senang memakai
baju warna-warni, warna-warni itulah yang dinamakan teks.
c. Normatif,
turunan dari paradigma kritis. Teori ini memiliki batasan-batasan atau
aturan-aturan yang ideal. Dari situ kita bisa menganalisis apakah sesuatu itu
sesuai norma atau tidak.
d. Kritis,
turunan dari paradigm kritis. Teori ini bisa digunakan untuk melakukan perubahan
terhadap ketidakadilan yang terjadi di dunia ini. Lalu teori ini juga
menjungkirkan ketiga teori sebelumnya.
3. Jelaskan munculnya industri media dan teori mengenai propaganda?
a. Industri
media muncul dari pemikiran bahwa pers dapat mengontrol opini publik. Namun seiring dengan berkembangnya zaman pers digunakan
untuk mencari keuntungan dengan munculnya yellow journalism, jurnalis yang
bekerja tanpa kode etik sebagai hukum dasarnya.
b. Teori
mengenai propaganda:
1) Behaviorisme,
teori ini adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah
apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau
hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah
reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa
pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.
2) Freudianisme,
teori ini melemahkan super ego, meyakinkan ego, dan membujuk ID.
3) Teori
propaganda Harold Laswell, gabungan dari freudianisme dan behaviorisme.
4) Walter
Lipman’s Theory of Public Opinion Information, propaganda yang dimulai dari masyarakat kaum proletar yang
tidak tahu menjadi tahu, kemudian mempengaruhi kaum borjuis untuk ikut dalam
aturan si pembuat propaganda.
5) Reaction
against Early Propaganda Theory, Propaganda itu tidak bersifat tunggal, mungkin saja orang
yang menjadi target propaganda malah sama-sama sedang melakukan propaganda
balik.
6) The
Institute for Propaganda Theory, penyeleksian propaganda yang berdasarkan
kebutuhan dengan berbagai metode.
7) Modern
Propaganda Theory, teori ini menganalisis bagaimana cara mebujuk tanpa ketahuan
yang melakukan propaganda dengan cara membuat script.
8) Libertarianism
Reborn, teori ini mengungkapkan bahwa manusia dilahirkan secara bebas yang
bersifat Freewill.
4.
Jelaskan teori-teori normatif yang anda ketahui?
a.
Teori
Pers Otoriter (authorian)
Teori otoriter lahir pada abad kelima belas sampai keenam belas pada masa bentuk pemerintahan bersifat otoriter (kerajaan absolut). Dalam teori ini pers berfungsi menunjang negara (kerajaan) dan pemerintah dengan kekuasaan untuk memajukan rakyat sebagai tujuan utama. Oleh karena itu pemerintah langsung menguasai dan mengawasi kegiatan pers. Akibatnya sistem pers sepenuhnya berada di bawah pengawasan pemerintah. Kebebasan pers sangat bergantung pada kekuasaan raja yang mempunyai kekuasaan mutlak.
Teori otoriter lahir pada abad kelima belas sampai keenam belas pada masa bentuk pemerintahan bersifat otoriter (kerajaan absolut). Dalam teori ini pers berfungsi menunjang negara (kerajaan) dan pemerintah dengan kekuasaan untuk memajukan rakyat sebagai tujuan utama. Oleh karena itu pemerintah langsung menguasai dan mengawasi kegiatan pers. Akibatnya sistem pers sepenuhnya berada di bawah pengawasan pemerintah. Kebebasan pers sangat bergantung pada kekuasaan raja yang mempunyai kekuasaan mutlak.
b.
Teori
Pers Liberal
Sistem pers liberal ini berkembang
pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas sebagai akibat timbulnya revolusi
industri dan perubahan besar di dalam pemikiran-pemikiran masyarakat di Barat
pada waktu itu yang lebih dikenal sebagai abad aufklarung (abad pencerahan).
Menurut teori ini, manusia pada dasarnya mempunyai
hak-haknya secara alamiah untuk mengejar dan mengembangkan potensinya apabila
diberikan iklim kebebasan menyatakan pendapat. Menurut paham liberalisme,
manusia pada hakekatnya dilahirkan sebagai makhluk bebas yang dikendalikan oleh
ratio atau akalnya.
c.
Teori
Pers Komunis
Teori ini berkembang pada awal abad kedua puluh sebagai akibat dari sistem komunis di Uni Soviet. Sistem ini mendasarkan diri pada teori Karl Marx tentang perubahan sosial yang diawali oleh teori Dialektika Hegel. Sesuai dengan sejarah kelahirannya dan pertumbuhannya yang tidak dapat dilepaskan dari sejarah ideologi komunis dan berdirinya negara Uni Soviet, maka teori pers ini lebih sering disebut dengan istilah Pers Totalitar Soviet atau Pers Komunis Soviet.
Dalam teori komunis ini, pers merupakan alat pemerintah (partai) dan bagian integral dari negara. Ini berarti bahwa pers harus tunduk pada perintah dan kontrol dari pemerintah atau partai.
Teori ini berkembang pada awal abad kedua puluh sebagai akibat dari sistem komunis di Uni Soviet. Sistem ini mendasarkan diri pada teori Karl Marx tentang perubahan sosial yang diawali oleh teori Dialektika Hegel. Sesuai dengan sejarah kelahirannya dan pertumbuhannya yang tidak dapat dilepaskan dari sejarah ideologi komunis dan berdirinya negara Uni Soviet, maka teori pers ini lebih sering disebut dengan istilah Pers Totalitar Soviet atau Pers Komunis Soviet.
Dalam teori komunis ini, pers merupakan alat pemerintah (partai) dan bagian integral dari negara. Ini berarti bahwa pers harus tunduk pada perintah dan kontrol dari pemerintah atau partai.
d.
Teori
Pers Tanggungjawab Sosial
Teori tanggung jawab sosial ini muncul pada permulaan abad kedua puluh sebagai protes terhadap kebebasan yang mutlak dari teori lebertarian yang mengakibatkan kemerosotan moral pada masyarakat. Dasar pemikiran teori ini adalah kebebasan pers harus disertai tanggung jawab kepada masyarakat. Teori ini merupakan hasil pemikiran para ahli pikir ketika itu yang merasa bahwa teori lebertarian murni dan tradisional sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan zaman dan kebutuhan masyarakat pada waktu itu. Teori ini sering dianggap sebagi bentuk revisi terhadap teori-teori sebelumnya, yang menganggap bahwa tanggung jawab pers terhadap masyarakat sangat kurang.
Teori tanggung jawab sosial ini muncul pada permulaan abad kedua puluh sebagai protes terhadap kebebasan yang mutlak dari teori lebertarian yang mengakibatkan kemerosotan moral pada masyarakat. Dasar pemikiran teori ini adalah kebebasan pers harus disertai tanggung jawab kepada masyarakat. Teori ini merupakan hasil pemikiran para ahli pikir ketika itu yang merasa bahwa teori lebertarian murni dan tradisional sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan zaman dan kebutuhan masyarakat pada waktu itu. Teori ini sering dianggap sebagi bentuk revisi terhadap teori-teori sebelumnya, yang menganggap bahwa tanggung jawab pers terhadap masyarakat sangat kurang.
5.
Jelaskan critical theories dan cultural theories?
a.
Critical theories, merupakan salah suatu perspektif
teoritis yang bersumber pada berbagai pemikiran yang berbeda.
Pemikiran-pemikiran berbeda tersebut disatukan oleh sebuah orientasi atau
semangat teoretis yang sama, yakni semangat untuk melakukan emansipasi.
Tujuan
teori kritis adalah menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong
kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif
dengan cara mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi
sosial, politik atau ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian
kebebasan, keadilan, dan persamaan.
Ciri
khas Teori Kritis tidak lain ialah bahwa teori ini tidak sama dengan pemikiran
filsafat dan sosiologi tradisional. Singkatnya, pendekatan teori ini tidak
bersifat kontemplatif atau spektulatif murni. Pada titik tertentu, ia memandang
dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx, sebagai teori yang menjadi
emansipatoris.Selain itu, tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan,
merefleksikan dan menata realitas sosial tapi juga bahwa teori tersebut mau
mengubah.
b.
Cultural theories
By: Juwita Aldiani
No comments:
Post a Comment