1. Jelaskan paradigma ilmu sosial yang menjadi akar ilmu komunikasi massa!
Ada tiga paradigma yang menjadi akar dari ilmu komunikasi massa, yaitu: paradigma positivistik, paradigma konstruktivistik, dan paradigma kritis.
Paradigma positivistik adalah paradigma yang melihat kebenaran suatu realitas berdasarkan pendapat mayoritas. Sesuatu dianggap benar jika sejumlah besar orang menyatakan pandangan yang sama. Jadi, dalam paradigma ini, hanya ada satu kebenaran yang bersifat objektif. Kebenaran dalam paradigma ini dibuktikan dengan survei, polling, dan riset.
Paradigma konstruktivistik adalah paradigma yang memandang kebenaran sebagai hasil konstruksi dari pikiran tiap-tiap orang. Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap suatu hal, sehingga pendapat mereka terhadap hal tersebut beragam. Dalam paradigma ini, semua pandangan tersebut diakui. Jadi, kebenaran adalah sesuatu yang subjektif.
Paradigma kritis memandang setiap realitas yang terjadi sebagai sesuatu yang superfisial. Apa yang tampak, bukanlah realitas, melainkan sesuatu yang sengaja dibangun di atas motif tertentu. Dianalogikan dengan gunung es, bahwa yang tampak di permukaan hanyalah sesuatu yang semu. Kaum kritis tidak melihat bagian atas tersebut. Mereka melihat dasar dari gunung es tersebut. Jadi, untuk dapat menemukan kebenaran, mereka mencari hal-hal yang melatarbelakanginya.
2. Jelaskan grand theory yang menjadi cabang-cabang ilmu komunikasi massa!
Ada empat grand theory yang menjadi cabang ilmu komunikasi massa, yaitu: Post-positivistik yang berakar pada paradigma positivistik, Hermeneutics yang berakar pada paradigma konstruktivistik, serta Normatif dan Critical Theories yang berakar pada paradigma kritis.
Teori post-positivistik adalah teori yang didasarkan atas observasi dengan metode-metode ilmiah. Data dari sebuah fenomena yang diobeservasi harus dapat diukur dengan angka. Metode yang digunakan dapat berupa polling, survei, kuisioner, angket, maupun wawancara.
Teori Hermeneutics adalah teori yang berusaha mengerti sebuah fenomena dengan menganalisis dan mengintepretasikan aksi dan teks. Teks yang dimaksud disini bukan sekedar tulisan saja, tetapi segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra yang dapat membantu kita menyimpulkan tentang seseorang/sesuatu. Dalam analisis teks, kita perlu melihat konteks. Hasil analisis tersebut bisa saja berbeda antara satu orang dan orang lainnya.
Teori Normatif adalah teori yang menjelaskan latar belakang suatu fenomena berdasarkan serangkaian nilai yang telah ditetapkan. Segala sesuatu dinilai berdasarkan peraturan yang berlaku dengan ukuran benar/salah.
Critical Theories dikembangkan berdasarkan pandangan Karl Marx. Teori ini menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi adalah efek dari kekuasaan. Untuk dapat melihat latar belakang dari fenomena tersebut, lihatlah pertarungan kepentingan dan relasi kekuasaannya (mana yang lebih kuat). Pihak yang lebih kuat biasanya memiliki otoritas, jaringan (network), atau sumber dana yang lebih besar.
3. Jelaskan munculnya teori propaganda dan industri media!
Teori propaganda sebetulnya dibangun atas dasar psikologis. Diawali dengan teori Behaviorism dari John B. Watson yang menjelaskan bahwa segala tindakan manusia adalah respons terhadap stimulus yang dating dari lingkungannya. Disini, propaganda dijadikan sebuah stimulus. Propaganda dianggap sebagai sebuah alat yang kuat, yang mampu membuat pendengarnya bertindak sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh propaganda tersebut.
Teori tersebut dinilai terlalu sederhana. Sigmund Freud kemudian mengembangkan kerangka tersebut dan memperkenalkan teori Freudianism. Menurut Freud, jiwa manusia terdiri atas ego, id, dan superego. Ego adalah keyakinan yang logis dan rasional dalam diri manusia. Id adalah bagian jiwa yang selalu ingin bersenag-senang. Superego adalah bagian yang menahan id. Sebuah propaganda akan berhasil jika mampu menyerang ketiga unsur jiwa tersebut. Ego harus diyakinkan, id dibujuk dengan persuasi, dan superego dilemahkan.
Propaganda kemudian dibawa dalam dunia politik oleh Harold Laswell. Laswell menggabungkan kedua teori terdahulu dan berhasil untuk mempropaganda masyarakat kelas menengah. Walter Lippman melihat keberhasilan propaganda terhadap kelas menengah tersebut dan sampai pada kesimpulan bahwa publik itu tidak seragam dalam hal tingkat pengetahuan. Inilah yang dimanfaatkan oleh kaum elit yang berpendidikan sehingga mereka mampu merancang propaganda yang meyakinkan dan efektif. Jadi, ketika kegiatan propaganda tersebut dihentikan, efeknya tetap dapat terus berjalan.
Dalam dunia modern kini, propaganda dikembangkan agar tidak terlihat seperti propaganda. Caranya, propaganda diatur sedemikian rupa melalui media sehingga tanpa disadari, mereka yang menonton/mendengarkan/membaca mendapatkan pesan dari propaganda tersebut.
Sementara itu, munculnya industri media berawal dari kemunculan Yellow Journalism. Yellow Journalism adalah media yang tidak mengindahkan kode etik dalam pelaksanaannya, mengutamakan headline yang provokatif dan kontroversial, tanpa mempertimbangkan lebih jauh isi dari berita tersebut. Kemunculan Yellow Journalism tersebut adalah prakarsa dari Hearst. Ia membeli perusahaan surat kabar yang hampir bangkrut, dan mengubahnya menjadi sukses hanya dengan menambahkan banyak gambar, cerita bersambung, dan cerita bergambar yang menarik masyarakat kelas menengah ke bawah. Media massa kemudian menjadi industri yang terus berkembang. Namun seiring dengan kemajuan teknologi, terjadilah functional displacement. Dimana media lama dapat digantikan dengan teknologi baru. Misalnya koran yang di-publish secara online.
4. Jelaskan teori normatif yang Anda ketahui!
Social responsibility theory, yaitu suatu teori normatif yang berusaha menggantikan tanggung jawab industri media terhadap publik dengan kebebasan total media dari kontrol pihak luar, termasuk pemerintah dan regulasinya. Teori ini didasarkan pada pandangan liberal.
Developmental media theory, yaitu suatu teori normatif yang mengharapkan kerja sama antara media dan pemerintah. Media membantu pemerintah dalam rencana pembangunan negara, tidak menjelek-jelekkan pemerintah.
Democratic participant theory, yaitu suatu teori normatif yang mengharapkan media untuk dapat mendukung pluralisme.
5. Jelaskan critical theory yang Anda ketahui!
Critical theory adalah teori yang berpandangan bahwa berbagai bentuk dominasi harus dihilangkan. Teori ini mendorong kebebasan, keadilan, dan persamaan. Teori ini mulai dikembangkan pada masa berakhirnya Perang Dunia II. Critical theory terdiri atas dua teori besar, yaitu cultural theory dan political economy theory. Cultural theory adalah teori yang berfokus pada penggunaan media dalam membentuk struktur kehidupan sehari-hari. Hanya beberapa dari cultural theory yang termasuk dalam critical theory. Diantaranya grand social theories dan Marxist theory. Grand social theories adalah teori makro yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan kecenderungan dalam budaya dan masyarakat. Marxist theory adalah teori yang menyatakan bahwa pembagian kelas dalam masyarakat adalah akar dari segala masalah sosial dan hanya dapat diselesaikan dengan revolusi oleh kaum proletar (buruh). Sementara political economy theory berfokus pada penggunaan kekuasaan ekonomi oleh kaum elit untuk mengeksploitasi media. Semua political economy theory termasuk dalam critical theory.
By: Tiara Permadi (09120110138)
No comments:
Post a Comment