|
smile... :) |
Nama : Risma Maria Yulianti
NIM : 09120110035
Quiz
1. Jelaskan paradigma yang menjadi akar komunikasi massa?
2. Jelaskan empat macam Grand Theories?
3. Jelaskan munculnya industri media dan teori mengenai propaganda?
4. Jelaskan teori-teori normatif yang anda ketahui?
5. Jelasakan critical theories dan cultural theories?
Jawaban
1. a) Positivistik : menurut paradigma ini, kebenaran realitas bersifat objektif atau melihat pandangan orang pada umumnya. Dapat didasarkan pada survey atau polling, sehingga suara mayoritas dapat dijadikan suatu kebenaran.
Cth: Apabila semua orang mengatakan A, maka jawabannya pasti A.
b) Konstruktif : menurut paradigma ini, sesuatu yang dianggap benar bersifat subjektif atau berdasarkan pandangan individu secara pribadi. Pandangan seseorang akan bergantung dari pengalaman atau pengetahuan yang dimilikinya.
c) Kritis : menurut paradigma ini, kita tidak dapat menilai sebuah periatiwa hanya dari permukaannya karena yang tampak belum tentu aslinya, bisa saja ada kepura-puraan. Kita harus melihat latar belakangnya untuk mencari kebenaran tersebut.
2. • Post Positivistik : Teori ini menjelaskan bahwa kebenaran ditemukan dengan cara observasi lapangan / laboratorium. Metode yang digunakan juga terukur, yaitu dengan polling, survey, kuisioner, dan angket.
• Hermeneutics : Berdasarkan teori ini, suatu kebenaran harus dilandaskan oleh teks atau konteks yang melingkupi. Teks ini tak berarti hanya tulisan saja, melainkan segala sesuatu yang dapat ditangkap dengan panca indera.
• Normatif : Segala sesuatunya didasarkan pada hukum yang berlaku. Apabila ada sebuah peristiwa terjadi, acuan benar tidaknya ialah hukum yang berlaku saat itu.
• Kritis : Teori ini mempertanyakan bagaimana dunia dapat menjadi setara dan keadilan bagi setiap orang. Teori ini dapat menghasilkan sebuah perubahan.
3. - Latar belakang munculnya industri media ialah diawali oleh adanya kesadaran media bahwa media dapat membentuk opini publik. Media melihat kesempatan bagi mereka untuk memperoleh keuntungan dari situasi ini. Kemudian muncullah era yellow journalism. Pada era ini, media dapat dengan bebasnya menyebarkan informasi tanpa memperhatikan kode etik penulisan sebuah berita.
- Teori Propaganda :
a. Behaviorism yaitu teori propaganda yang mengatur tingkah laku seseorang. Propaganda dilakukan dengan diberi stimulus-stimulus hingga jangka waktu yang lama, sampai akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Artinya seseorang tidak menyadari dirinya sedang berada dibawah propaganda.
b. Freudianism yaitu teori propaganda yang dilakukan dengan cara meyakinkan ego seseorang, membujuk ID nya, dan melemahkan super ego nya.
c. Harold Laswell’s Propaganda Theory yaitu teori propaganda gabungan antara teori behaviorism dan freudianism. Propaganda ini melihat bagaimana menggunakan media sebagai alat yang efektif.
d. Walter Lipmann’s Theory of Public opinion formation yaitu propaganda yang dimulai dari masyarakat kaum proletar yang tidak tahu menjadi tahu, kemudian mempengaruhi kaum borjuis untuk ikut dalam aturan si pembuat propaganda.
e. Reaction Against Early Propaganda Theory yaitu propaganda ada dimana-mana dan propaganda tidak bersifat tunggal. Siapa saja bisa melakukan propaganda dalam situasi apapun. Terkadang orang yang sadar bahwa dirinya sedang dipropaganda dapat balik mempropagandakan lawan bicaranya.
f. The Institute of Propaganda Analysis yaitu menganalisis tentang penyelesaian propaganda yang berdasarkan kebutuhan masyarakatnya.
g. Teori Propaganda Modern merupakan teori propaganda yang lebih luas lagi dan teori ini memperlihatkan bagaimana propaganda dilakukan tanpa terlihat seperti propaganda.
h. Libertarianism Reborn yaitu manusia memiliki kehendak bebas dalam hidupnya dalam melakukan sesuatu. Teori ini mencari propaganda kebenaran, maksudnya propaganda yang mengarah kebaikan.
4. Teori Normatif Media :
a) Authoritarian theory : menurut teori ini, media massa dikontrol secara langsung oleh penguasa atau pemerintah. Penguasa atau pemerintah harus terlebih dahulu melihat berita yang akan ditampilkan, apabila lulus sensor maka berita tersebut layak ditampilkan, apabila ada unsur pengkritikan terhadap pemerintah biasanya tidak akan ditampilkan. Pesan berjalan satu arah yaitu dari atas ke bawah, tidak berlaku sebaliknya.
b) Libertarian theory : teori ini berkebalikan dari teori otoriter diatas karena tori ini mengusung kebebasan setiap individu untuk mempublikasikan setiap informasi yang dimilikinya. Penguasa atau pemerintah tidak dapat membatasi setiap informasi yang mungkin mengkritik setiap kinerja pemerintah saat itu.
c) Social Responsibility theory : berdasarkan teori ini, media dapat sebebas-bebasnya menginformasikan berita, akan tetapi media memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Ada aturan-aturan yang membatasi pemberitaan agar tidak merugikan satu pihak, yaitu dengan munculnya kode etik jurnalistik.
d) Communist-Soviet theory : Media dikendalikan oleh partai komunis. Semua pemberitaan mendukung partai komunis (partai yang berkuasa). Mungkin teori ini hampir mirip dengan teori otoriter, perbedaannya adalah dalam sistem ini pers dikendalikan partai komunis bukan oleh negara, walaupun pada akhirnya sama saja, karena partai komunis adalah partai yang berkuasa di negara tersebut.
5. - Critical Theory : membedah ulang sesuatu (teori/pemahaman/pernyataan) yang sudah mapan. Adanya rekonstruksi ulang dari rekayasa-rekayasa yang terjadi. Diawali dari tokoh Karl Marx yang mengatakan bahwa dunia dibagi jadi dua bagian yaitu kaum borjuis (majikan) dan kaum proletar (buruh). Sejarah dibuat oleh kaum borjuis. Arah komunikasi pasti dari borjuis ke proletar. Teori ini terlalu fokus pada masalah ekonomi. Sehingga jalan keluarnya ialah dengan adanya revolusi.
Kemudian muncullah Anthonio Gramsci yang mengatakan bahwa selain faktor ekonomi ada pula faktor ideologi. Ada 2 cara kaum borjuis melakukan pergerakan, yaitu:
a. Aparatus Ideologi : menguasai kesadaran rakyat / brainwashing melalui sekolah, media, agama, dll.
b. Aparatus Koersif : dengan cara kekerasan, melalui tentara atau pengadilan.
- Cultural Theory : fokus pada bagaimana individu dan kelompok sosial memanfaatkan media untuk kehidupan sehari-hari.