Tuesday, October 12, 2010

Jawaban kuis


1. Paradigma awal :
  1. Positivistik : Paradigma ini biasanya menilai suatu kebenaran itu harus objective, dan ke objectivan itu diperoleh berdasarkan kebenaran yang diyakini massal.
    contohnya : Masyarakat Indonesia pada umumnya menganggap perempuan dan laki-laki yang belum menikah tidak boleh tidur satu kamar karena tidak baik, akhirnya semua orang yang tinggal di Indonesia menganggap wanita dan laki-laki yang belum menikah sudah 1 kamar itu salah.

  2. Konstruktivistik : Paradigma ini menilai suatu masalah dengan kesubjectivannya sendiri. Apa yang menurutnya paling baik bagi dirinya, baik juga untuk orang lain.
    contohnya: Pemerintah menganggap wanita yang boleh sekolah haruslah yang masih perawan sehingga harus diadakan Tes Keperawanan sebagai syarat sekolah. Bagi pemerintah ini cara yang sangat baik untuk mengantisipasi Pergaulan Bebas yang ada. Padahal belum tentu.

  3. Critical : Paradigma ini menilai suatu kebenaran dari suatu masalah itu tidak hanya dari depannya saja yang semu. Setiap kejadian pasti memiliki sebab dan latar belakang. Seperti gunung es yang hanya terlihat permukaan atasnya saja. Untuk mengetahui kebenaran harus dilihat lagi latar belakangnya, disebut juga supervisial. contoh: Kasus nenek yang mencuri buah cocoa hingga masuk ke pengadilan. Memang jika dilihat dari permukaannya perbuatan ini termaksud kriminalitas. Namun jika dilihat dari Latar  Belakang permasalahan. Buah itu jatuh dari pohonnya, dan kesulitan ekonomi lah yang menjadi penyebabnya. Jadi perbuatan ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah nenek tersebut jika dilihat dari rasa kasihan dan keadilan.



2. Grand Theory

a.      Positivistik ( Post Positivistis) : Karena teori ini sangat mengutamakan kebenaran massal sehingga dalam grand theori nya menggunakan observasi lapangan dan laboratarium. Metode yang dilakukan harus  terukur seperti polling, survey, quesioner, angket, dll.

b.      Konstruktivistik (HERMENEUTICS) : Karena berlandaskan kebenaran subjective jadi bisa menggunakan metode teks dan sesuai konteks yang ada.

c.      Kritis 
Normatif : Norma-norma yang berlaku.
Critical : Perubahan-perubahan yang terjadi berdasarkan relasi kekuasaan yang ada.


3. Industri Media dan Propaganda
 Industri media terjadi berawal dari munculnya Yellow Jurnalism atau berita-berita yang dicetak tanpa aturan, kode etik dan hanya berisi sensasi namun dapat menarik perhatian masyarakat. DItemukan juga bahwa media dapat membuat dan mengontol opini public. Industri media juga menciptakan peluang-peluang karier.
Propaganda :
  1. behavioral : Propaganda ini memanfaatkan perilaku seseorang dengan metode stimulus dan respon. Jika stimulus diberkian terus-menerus, lama kelamaan tanpa di stimulus akan terespon sendirinya.

  1. Freudianisme : dalam propaganda harus dengan metode beriktu:
ego: Sifat rasional yang rasional itu harus di yakinkan.
Contoh: Pemilihan Bupati biasanya para calon bupati berpidato dan berjanji akan memperbaiki nasib rakyatnya.
ID  : Biasanya ID itu adalah rasa yang timbul untuk menginginkan kesenangan.
Contoh: Setiap ada kampanye diberi uang, diberi hadiah agar mau memilih bupati tersebut.
Super ego: berkaitan dengan hati nurani, dalam propaganda ini harus dilemahkan.
Contoh: Setelah diberi hadiah, meskipun masyarakat merasa calon bupati ini tidak kompeten tapi karena terus-terusan di doktrin hingga akhirnya mengikuti memilih bupati tersebut wakau tak ingin.

  1. Harold Laswell’s propaganda theory : Melihat bagaimana caranya menggunakan media dengan baik dan merupakan  teori propaganda gabungan dari Behaviorism dan Freudianism.
  2.  Walter Lipmann’s propaganda theory : propaganda yang berasal dari kaum proletar kepada kaum borjuis, sehingga akhirnya mempengaruhi tujuan utama dari propaganda.
  3. Reaction Againts : Korban dari Propaganda setelah sadar bisa juga berbalik melakukan propaganda.
  4.   Institute of Propaganda Analysis : menganalisis propaganda yang berdasarkan kebutuhan kita saja dan membuang yang tidak perlu.
  5. Modern Propaganda : sudah lebih canggih kita dapa tmembujuk orang lain tanpa katauan bahwa kita sedang mempropaganda. Menurut Herman dan Chamsky propaganda ini biasanya mengatasnamakan kepentingan masyarakat demi keuntungan pribadi. Contoh : Kampanye Surya Palo di Metro TV.
  6. Libertarianism Reborn : menginginkan kebebasan dan kemajuan. Mencari propaganda kebenaran. Contoh: Pers

4.  Teori Normative
     
         Authoritarian : Pers dikendalikan oleh pemerintah dan bersifat otoriter. Semua berita harus mendapat persetujuan dari pemerintah tanpa adanya transparansi. Indonesia menganut sistem ini pada masa Orde Baru.
         Libertarian : Pers dibebaskan sebebas-bebasnya sehingga euphoria tersebut menimbulkan penyimpangan-penyimpangan seperti Yellow Jurnalism, pelanggaran privasi sangat banyak sehingga mengganggu masyarakat.
         Responsibility Social : Untuk pengendalian dari Pers Libertarian kita memerlukan suatu peran pers dan kode etik yang harus dilaksanakan. Sehingga terwujudlah Pers yang bebas dan bertanggung jawab. Indonesia telah menganut paham ini namun dalam prakteknya masih banyak kekurangan Tanggung jawabnya.
         Kommunis : Pers bekerja untuk partai komunis demi kesejahteraan rakyat.
Hampir sama dengan Authoritrian hanya saja lebih lembut dan partai komunis percaya, kepentingan seluruh masyarakat harus didahulukan  daripada kebebasan pribadi. Yang menganut sistem ini adalah China.

5. Critical Theory
Teori ini berasal dari Carl Marx.
Kunci Penyebab Terjadinya :
  1. Otoritas Kekuasan
  2. Network Centarlity
  3. Fund Resource
Teori ini terlalu melihat Ekonomi sebagai determenasi utama sehingga kaum proletar yag merasa terhina harus merebut kekuasaan borjuis. Karena menurut Antonio Gramsicci selain uang ada pula teknologi dengan dua hal:
  1. Aparatus Ideologi
  2. Aparatus Koersif

1 comment:

  1. 5. Pada abad ke-19, " budaya "digunakan oleh beberapa untuk merujuk kepada beragam manusia kegiatan, dan oleh orang lain sebagai sinonim untuk " peradaban ". In the 20th century, anthropologists began theorizing about culture as an object of scientific analysis. Pada abad ke-20, antropolog mulai berteori tentang budaya sebagai obyek analisis ilmiah. Some used it to distinguish human adaptive strategies from the largely instinctive adaptive strategies of animals , including the adaptive strategies of other primates and non-human hominids , whereas others used it to refer to symbolic representations and expressions of human experience, with no direct adaptive value. Beberapa menggunakannya untuk membedakan manusia strategi adaptif dari sebagian besar naluriah strategi adaptif dari hewan , termasuk strategi adaptif lainnya primata dan non-manusia hominid , sedangkan yang lain menggunakannya untuk merujuk pada simbolik representasi dan ekspresi dari pengalaman manusia, dengan tidak ada nilai adaptif langsung . Both groups understood culture as being definitive of human nature . Kedua kelompok budaya dipahami sebagai definitif sifat manusia .

    According to many theories that have gained wide acceptance among anthropologists, culture exhibits the way that humans interpret their biology and their environment . Menurut banyak teori yang telah mendapatkan penerimaan luas di kalangan ahli antropologi, pameran budaya cara manusia menginterpretasikan mereka biologi serta lingkungan . According to this point of view, culture becomes such an integral part of human existence that it is the human environment, and most cultural change can be attributed to human adaptation to historical events . Menurut sudut pandang ini, budaya menjadi seperti bagian integral dari manusia keberadaan bahwa itu adalah lingkungan manusia, dan sebagian besar budaya perubahan dapat dikaitkan dengan adaptasi manusia untuk peristiwa sejarah . Moreover, given that culture is seen as the primary adaptive mechanism of humans and takes place much faster than human biological evolution , most cultural change can be viewed as culture adapting to itself. Selain itu, mengingat bahwa budaya dipandang sebagai mekanisme adaptif utama manusia dan berlangsung jauh lebih cepat dari evolusi biologis manusia , budaya perubahan yang paling dapat dilihat sebagai beradaptasi budaya itu sendiri.

    Although most anthropologists try to define culture in such a way that it separates human beings from other animals, many human traits are similar to those of other animals, particularly the traits of other primates. Meskipun antropologi yang paling mencoba untuk mendefinisikan budaya sedemikian rupa sehingga memisahkan manusia dari hewan lain, banyak sifat-sifat manusia mirip dengan hewan lain, terutama ciri-ciri primata lainnya. For example, chimpanzees have big brains , but human brains are bigger. Misalnya, simpanse memiliki besar otak , tapi otak manusia lebih besar. Similarly, bonobos exhibit complex sexual behaviour , but human beings exhibit much more complex sexual behaviours . Demikian pula, bonobo menunjukkan kompleks perilaku seksual , tapi manusia jauh lebih kompleks menunjukkan perilaku seksual . As such, anthropologists often debate whether human behaviour is different from animal behaviour in degree rather than in kind; they must also find ways to distinguish cultural behaviour from sociological behaviour and psychological behavior. Dengan demikian, antropolog sering berdebat apakah perilaku manusia yang berbeda dari perilaku hewan dalam derajat daripada jenis, mereka juga harus menemukan cara untuk membedakan perilaku budaya dari perilaku sosiologis dan psikologis perilaku

    ReplyDelete